TUGAS
PENGGANTI UJIAN TENGAH SEMESTER
diajukan untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah
Evaluasi Pembelajaran
Kimia
Dosen Pembimbing :
1.
Dr. Nahadi, M.Pd., M.Si.
2.
Dr. Sjaeful Anwar
disusun oleh :
Laela Nurjanah (1204824)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
1.
Pengertian beberapa istilah dalam evaluasi
pembelajaran:
NO
|
Istilah
|
Pengertian
|
||
Menurut
Ahli I
|
Menurut
Ahli II
|
Pendapat
Sendiri
|
||
1
|
Penilaian
|
Menurut Depdikbud
(1994) dalam Arifin (2012:4), ‘penilaian adalah suatu kegiatan untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang
proses dan hasil yang telah dicapai siswa’.
|
Menurut Gronlund
dalam Arifin (2012:3), ‘penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari
pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi atau data untuk menentukan
sejauh mana peserta diidk telah mencapai tujuan pembelajaran’.
|
Penilaian adalah
serangkaian proses yang dilakukan untuk mengumpulkan berbagai data baik
secara kuantitatif maupun kualitatif mengenai berbagai kemampuan yang
dimiliki siswa selama dan atau setelah proses pembelajaran yang kemudian data
tersebut dianalisisdan diolah.
|
2
|
Evaluasi
|
Menurut Carl
H.Witherington dalam Arifin (2012:3), ‘an
evaluation is a declaration that something has or does not have value’.
|
Menurut Guba dan
Lincoln (1985) dalam Arifin (2012:3), ‘a
process for describing an evaluand and judging its merit and worth’.
|
Evaluasi adalah suatu
proses sistematis dan berkelanjutan yang meliputi pengumpulan berbagai data
tentang suatu objek dan kemudian hasilnya digunakan untuk menilai apakah
objek tersebut telah sesuai dengan criteria tertentu atau belum kemudian
hasil judgment tersebut dapat digunakan untuk menentukan kebijakan-kebijakan
baik berupa rekomendasi maupun hal-hal lainnya.
|
3
|
Tes
|
Menurut S.Hamid Hasan
(1988) dalam Arifin (2012:3), ‘tes adalah alat pengumpulan data yang
dirancang secara khusus’ (dilihat dari konstruksi butir soal).
|
Menurut Conny
Semiawan S. (1986) dalam Arifin (2012:3, ‘…alat ukur untuk menetapkan apakah
berbagai faset dari kesan yang kita perkirakan dari seseorang adalah benar merupakan
fakta, juga adalah cara untuk menggambarkan bermacam-macam faset seobjektif
mungkin’.
|
Tes adalah suatu
instrument yang digunakan dalam dunia evaluasi yang berfungsi untuk
mengumpulkan data secara kuantitatif, biasanya berupa soal-soal maupun
perintah tertentu untuk dikerjakan peserta didik untuk mengetahui progress peserta
didik dalam suatu proses pembelajaran maupun untuk mengetahui kemampuannya
dan atau dengan tujuan evaluative lainnya.
|
4
|
Penilaian autentik
|
Menurut Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (2013) dalam (Online: https://docs.google.com/presentation/d/1Z2KmwgPpH4xZ_BTYjndfveOTRPDii8SUmXt3NFRsvu0/mobilepresent?pli=1#slide=id.p19),
“penilaian otentik (authentic
assessment) adalah pengukuran signifikan yang bermakna atas hasil belajar
peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan”.
|
Menurut John Mueller
(2006) dalam Rifqia (2013) (Online: http://qiesoftcake.wordpress.com/2013/05/06/makalah-penilaian-kinerja-dan-penialaian-portofoliohusna-rifqiabab-ipendahuluan-a/),
‘penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya
diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan
keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna.’
|
Penilaian autentik
adalah suatu proses pengumpulan data mengenai kemampuan siswa secara
keseluruhan, (yakni dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik) yang
bersifat kontinou dan bersifat reliable.
|
5
|
Pengukuran
|
Menurut Ahman dan
Glock dalam S.Hamid (1988) yang dikutip dalam buku karangan Arifin (2012:3) “educational measurement is the process
that attemps to obtain aquantified representation of the degree to which a
trait is possessed by a pupil.”
|
Menurut Abel (1972) dalam Arifin (2012:3) “measurement is a process of assigning
numbers to the individual members of a set of object or person for the
purpose of indicating differences among them in the degree to which they
possess the characteristic being measured”.
|
Pengukuran adalah
suatu kegiatan yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana karakteristik
suatu objek dilihat dari alat ukur yang digunakan.
|
6
|
Penilaian Portofolio
|
Menurut Popham (1994)
dalam dalam Arifin (2012:3), ‘penilaian portofolio adalah penilaian secara
berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara
sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu’.
|
Menurut Arifin (2010)
dalam (Online: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/196105011986011-ZAINAL_ARIFIN/Silabus_Evaluasi_Pembelajaran/Penilaian_Portofolio__Makalah_.pdf),
“penilaian portofolio adalah sutau pendekatan penilaian kinerja peserta didik
atau digunakan untuk menilai kinerja”.
|
Penilaian potofolio
adalah salah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil
kinerja peserta didik baik berupa hasil tugas harian, maupun hasil pekerjaan
rumah dan tugas-tugas kinerjalainnya ataupun hasil belajar siswa dalam jangka
waktu tertentu yang kemudian dikumpulkan menjadi satu berkas yang berguna
untuk melihat progress siswa dan melihat kekhasan masing-masing siswa.
|
7
|
Penilaian Kinerja
|
Menurut Danielson,
dalam anonym (2011) (Online: http://senjadisoreitu.blogspot.com/2011/04/penilaian-unjuk-kerja.html
), ‘performance assessment means any
assessment of student learning that requires the evaluation of student
writing, product or behavior’.
|
Menurut Trespeces (1999), dalam anonym
(2011) (Online: http://senjadisoreitu.blogspot.com/2011/04/penilaian-unjuk-kerja.html
), ‘performance assessment adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana
peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian
pengetahuan yang mendalam, serta ketrampilan didalam berbagai konteks’.
|
Penilaian kinerja
adalah suatu bentuk penilaian dalam pembelajaran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswanya dalam proses kegiatan pembelajaran maupun dalam
kegiatan ujian kinerja untuk mengetahui kemampuan ketercapaian siswa dalam
kompetensi tertentu.
|
8
|
Domain Kognitif
|
Dalam anonym (2009)
(Online: http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/
), ‘ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam
ranah kognitif.’
|
Menurut Sudjana (2010) dalam anonym
(2012) (online: http://di2nsy.blogspot.com/2012/09/ranah-kognitif.html),’
ranah kognitif berkenanaan dengnan hasil belajar intelektual yang teridiri
dari enam aspek yakni pengetahuan atau pemahaman, aplikasi,analisis, sintesis
dan evaluasi.’
|
Domain kognitif
adalah tujuan dalam pembelajaran yang menyangkut tentang kemampuan berfikir
seseorang, meliputi penguasaan suatu materi dalam berbagai kemampuan pola pikir
yang berjenjang.
|
9
|
Task and Rubic
|
Dalam anonym (tanpa tahun) (online: http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Assesment%20Pembelajaran/Pengukuran%20dan%20Penilaian.doc)
, “rubrik
ialah patokan penskoran yang digunakan dalam asesmen subjektif. Suatu rubrik
mengharuskan adanya suatu aturan tentang penetapan kriteria pada sistem asesmen
yang harus diikuti pada evaluasi. Dan task merupakan bagian dari
assessmen performance yang menuntut peserta didik dalam melaksanakan tugas
nyata.”
|
Menurut anonym (tanpa tahun:2) (Online: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/handout_-penilaian_kinerja_dan_portofolio.pdf)
, “ task merupakan perangkat tugas yang menuntut siswa untuk menunjukkan
suatu performance atau kinerja tertentu”.
Menurut anonym (tanpa tahun:1) (Online: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/handout_-penilaian_kinerja_dan_portofolio.pdf),
rubik adalah suatu standart yang diperlukan dalam penilaian kinerja untuk
mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang
seharusnya siswa dapat lakukan, penduan pemberian skor yang menunjukkan
criteria performance pada proses atau hasil yang diharapkan.”
|
Task dalah tuga-tugas
yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam rangka pengukuran kemampuan
peserta didik dengan penilaian kinerja, dan rubik adalah suatu form yang
berisi berbagai criteria yang harus dikuasai siswa sebagai patokan
tercapainya suatu kompetensi, dan merupakan patokan dalam menilai
ketercapaian suatu kompetensi, criteria yang tidak terpenuhi memberikan
penjelesan tentang ketidak mampuan peserta didik dalam melakukan suatu
perkerjaan atau keterampilan tertentu. Standart inilah yang dijadikan sebagai
patokan pemberian skor dalam penilaian kinerja.
|
10
|
Analisis Butir Soal
|
Menurut Darwyan
(tanpa tahun) dalam anonym (2013) (online: http://iwanmnz.blogspot.com/2013/01/analisis-butir-soal.html
), ‘analisis butir soal didefinisikan sebagai penyelidikan atau penelitian
terhadapsuatu bagian dari keseluruhan sesuatu yang harus dijawab oleh peserta
didik. Analisis soal digunakan untuk menilai tes yang telah dibuat baik oleh
guru maupun tes standart yang dibuat oleh tim.’
|
Menurut Sudjana
(2010) dalam anonym (2013) (online: http://iwanmnz.blogspot.com/2013/01/analisis-butir-soal.html
), ‘analisis butri soal atau analisis aitem adalah pengkajian
pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat yangmemiliki kualitas yang
memadai.’
|
Anlisis Butir Soal adalah bagian dari validasi soal dengan
meneliti dan meninjau satu per satu soal yang dibuat, yang kemudian hasil
penilitian tersebut digunakan untuk mementukan apakah setiap satuan soal
tersebut telah memenuhi criteria tertentu atau belum dan hasil tersebut dapat
digunakan untuk melakukan revisi soal agar soal yang diujikan menjadi valid
dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
|
2.
Pembelajaran adalah kegiatan pendidikan
yang terencana. Layaknya suatu kegiatan yang terprogram, maka dalam proses
pembelajaran kita harus dapat mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan. Dalam pembelajaran dikelas banyak
yang harus diajarkan pada siswa, salah satunya adalah dalam bidang kimia.
Pembelajaran kimia dalam kelas hendaknya terarah dan terencana, mengingat
bidang kimia tidak hanya menuntut pemahaman namun juga ketrampilan dan
kesadaran akan nilai-nilai baik nilai religi, social maupun nilai-nilai
berkenaan dengan sikap
keilmiahan.
Sehingga, tuntutan-tuntutan tersebut dapat dicapai dengan
perencanaan-perencanaan yang matang. Namun terkadang, ketika pelaksanaan
rencana yang telah dirancang tersebut tidak tercapai seluruhnya. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu tahapan evaluasi. Evaluasi ini terdiri dari
kegiatan-kegiatan pengumpulan data dan pembuatan kebijakan. Siswa yang telah
mengikuti pembelajarn kimia hendaknya dipantau baik
selama
proses pembelajaran maupun setelah pelaksanaan pembelajaran. Siswa dipantau
perkembangannya, apakah proses pembelajaran tersebut dapat diikuti dengan baik
atau tidak, apakah metode-metode dalam proses pembelajaran tersebut tepat atau
tidak, apakah proses pembelajaran tersebut memberikan sesuatu yang berarti atau
tidak. Yang kemudian, hasil tersebut harus ditindak lanjuti. Jika hasil
penilaiannya dianggap kurang, maka hendaknya dilakukan perbaikan. Jika hasil
penilaianya sudah dianggap cukup dan baik maka dapat dilakukan pengayaan.
Progress siswa dalam proses pembelajaran kimia terus diamati. Selain itu untuk
mencapai KI dan KD dalam suatu materi kimia, maka guru hendaknya juga melihat
perkembangan anak dari aspek ketrampilan dan afektifnya. Sehingga, kegiatan
penilaian ini dapat dilakukan berdasarkan kemampuan kognitif,
psikomotor
dan afektif siswa. Selanjutnya, hasil penilaian ini diharapkan dapat memberikan
pertimbangan tentang bakat dan potensi anak. Mengingat dalam bidang kimia,
konsep-konsepnya banyak yang harus difahami secara bertahap. Sehingga,
penguasan suatu konsep pada tahap tertentu harus sudah dimiliki seorang siswa. Hasil
evaluasi inilah yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah siswa
tersebut layak memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau tidak. Hasil
tersebut digunakan untuk memberikan informasi tentang kompetensi-kompetensi
tertentu yang telah dimiliki siswa. Hasil penilaian ini adalah sebagian bukti
prestasi dan kemampuan siswa.
3.
Penilaian
domain kognitif adalah penilaian yang didasarkan pada penguasaan suatu materi
dilihat dari kemampuan berfikir peserta didik yang terdiri dari 6 jenjang yakni
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Adapun
penilaian domain psikomotorik adalah penilaian yang didasarkan atas penguasan suatu
keterampilan yang biasanya berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengatahuannya dalam bentuk kerja nyata. Keterampilan yang
diharapkan dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dalam mengamati, menanya,
mencoba mengasosiasikan dan mengkomunikasikan. Adapun penilaian domain afektif
didasarkan atas ketercapaian suatu kemampuan dalam hal sikap dan pemahaman
serta pengamalan tentang suatu nilai tertentu. Jenjang sikap yang diharapkan
dimiliki oleh peserta diidk adalah penerimaan, merespon, acuan nilai,
organisasi.
Penilaian
domain kognitif dapat dilakukan dengan cara testing atau melakukan ujian secara
tertulis maupun lisan. Test tertulis dapat berupa soal-soal yang harus dijawab
oleh peserta didik yang disusun berdasarkan kompetensi tertentu yang diharapkan
mampu mengetahui kemampuan peserta didik tentang pemahaman suatu materi atau
beberapa materi. Soal-soal dalam test tertulis ini dapat berupa soal pilihan
berganda, soal menjodohkan, sebab akibat, pilihan ganda, soal isian singkat dan
soal essai. Soal soal yang dibuat harus disesuaikan dengan jenjang kognitif
yang ingin dicapai pada materi tertentu. Selain itu dapat pula digunakan tugas,
baik tugas individual maupun kelompok yang menuntut siswa untuk memikirkan
tentang seatu pemecahan permasalahan atau dapat berupa tugas proyek yang harus
diselesaikan.
Sedangkan
penilaian afektif menurut PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG
STANDAR
PENILAIAN PENDIDIKANdapat dilakukan pendidik melalui observasi,
penilaian diri,
penilaian “teman sejawat” (peer evaluation)
oleh peserta didik dan
jurnal. Instrumen yang
digunakan untuk observasi, penilaian
diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar
cek atau skala
penilaian (rating scale)
yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.
1) Observasi
merupakan teknik penilaian
yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik
secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi
sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian
dengan meminta peserta didik mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri.
3) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk saling
menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4) Jurnal
merupakan catatan pendidik
di dalam dan
di luar kelas yang
berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku.
Sedangkan
penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan cara menilai kompetensi keterampilan
melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan
tes praktik, projek, dan
penilaian portofolio. Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1) Tes
praktik adalah penilaian
yang menuntut respon
berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku
sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2) Projek
adalah tugas-tugas belajar
(learning tasks) yang
meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun
lisan dalam waktu tertentu.
3) Penilaian
portofolio adalah penilaian
yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh
karya peserta didik
dalam bidang tertentu yang
bersifat
reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta
didik dalam kurun
waktu tertentu. Karya tersebut dapat
berbentuk tindakan nyata
yang mencerminkan kepedulian
peserta didik terhadap lingkungannya.
4.
Kemampuan hasil belajar dan domainnya:
NO
|
Kemampuan
|
Domain
|
Jenjang
|
1
|
Menyadari bahwa
pengatahuan bersifat sementara
|
Afektif
|
A3
|
2
|
Menunjukkan perbedaan
antara perubahan fisis dan perubahan kimia
|
Kognitif
|
C1
|
3
|
Mengamati perubahan
materi secara cermat
|
Psikomotorik
|
P1
|
4
|
Menafsirkan data
percobaan
|
Psikomotor
|
P4
|
5
|
Menyatakan makna
Hukum Perbandingan Tetap
|
Kognitif
|
C2
|
6
|
Membedakan rumus
molekul dari rumus empirik
|
Koginitf
|
C6
|
7
|
Mengukur secara
akurat volume larutan dengan buret
|
Psikomotorik
|
P3
|
8
|
Menentukan nomor
periode suatu unsur yang diketahui nomor atomnya
|
Kognitif
|
C3
|
9
|
Menggambarkan
struktur lewis molekul
|
Kognitif
|
C2
|
10
|
Menentukan bilangan
oksidasi unsur dalam senyawanya
|
Kognitif
|
C3
|
5.
a. Penilaian
Portofolio
1. Prinsip
Penilaian portofolio
Prinsip-prinsip
dasar penilaian portofolio menurut Dasim (Penulisan Portofolio, 2005) dalam
anonim (tanpa tahun) (Online: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/paud4203/f2C.htm), meliputi : penilaian proses dan hasil,
penilaian berskala dan sinambung, penilaian yang adil, dan penilaian implikasi
sosial belajar.
Penilaian proses ini dilihat dari penilaian
terhadap tugas-tugas terstruktur yang diberikan serta laporan aktivitas dan
catatan-catatan tentang sikap selama proses pembelajaran. Sedangkan
penilaian hasil terdiri dari kumpulan hasil karya dalam berbagai bentuk hasil
relajar, seperti : lukisan, tulisan tangan, dan sebagainya.
Penilain
portofolio ini dilakukan secara periodik (misalnya
mingguan, kuartalan, semesteran, dan sebagainya) dan bersifat berkesinambungan.
Evidence yang dikumpulkan harus dapat menggambarkan progress, evidence ini
saling terkait satu sama lain dan hendaknya dari yang sederhana ke yang lebih
kompleks, dari yang mudah ke yang lebih sulit. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan mengorganisasikan hasilnya dan memantau pertumbuhan dan perkembangan
pengalaman belajar peserta didik.
Dalam melakukan
penilaian dengan portofolio ini, proses dalam melaksanakan evidence haruslah
diperhatikan sehingga penilaian terhadap evidence tersebut menjadi lebih adil
dan lebih memperhatikan bakat dan potensi serta karakter masing-masing peserta
didik. Dan diharapkan guru dapat ikut andil dalam proses tersebut dengan terus
membimbing peserta didik dalam melaksanakan evidencenya. Evidence yang
diberikan hendaknya mampu membantu siswa dalam bersosialisasi.
Prinsip Penilaian
Berbasis Portofolio, dalam Sunarya (tanpa tahun:2)
1. Mutual trust (saling mempercayai).
2. Confidentiality
(kerahasiaan bersama).
3. Joint Ownership
(milik bersama).
4. Satisfaction
(kepuasan/memuaskan).
5. Relevance
(kesesuaian).
2. Macam Penilaian portofolio adalah (1) Portofolio kerja (working
portfolio), (2) Portofolio dokumen (document portfolio), dan (3) portofolio
penampilan (show portfolio). Adapula
portofolio individual dan portofolio kelas/kelompok.
·
Portofolio kerja (working
portfolio)
- mengorganisasikan dan
mengelola kerja
- merefleksi dari pencapaiannya
- menetapkan tujuan dan menetapkan arahan
·
Portofolio dokumen (document
portfolio),
Indikator untuk penilaian dokumen itu antara lain:
- Kelengkapan
- Kejelasan 4
- Akurasi informasi yang di dapat
- Dukungan Data
- Kebermaknaan data grafis
- Kualifikasi dokumen
·
Portofolio penampilan (show
portfolio).
Misalnya
mempertanggungjawabkan suatu proyek, menyelenggarakan pameran, atau
mempertahankan suatu konsep. Hal yang dievaluasi pada model ini adalah:
- signifikansi materi.
- pemahaman.
- argumentasi.
- Responsifness (Kemampuan memberi respon/jawaban).
- kerjasama kelompok.
3. Contoh:
LEMBAR
PENILAIAN PENAMPILAN
Judul Penampilan :
Kelas/Kelompok :
Petunjuk Penilaian:
1. Setiap kriteria diberi skor dalam skala 5 (1 - 5)
2. Nilai (skor) 1 = Rendah; 2 = Cukup; 3 = Rata-rata 4 = Baik 5 = Istimewa
NO
|
Kriteria
|
Nilai
|
Catatan
|
1
|
Kejelasan mempresentasikan bahan presentasi
|
|
|
2
|
Keakuratan bahan prsentasi
|
|
|
3
|
Estetika tanmpilan bahan prsentasi
|
|
|
4
|
Komunikasi pada audien
|
|
|
5
|
Kerjasama antar kelompok dalam menyajikan materi maupun
menanggapi argument audien
|
|
|
6
|
Argument dalam menanggapi pertanyaan dari audien
|
|
|
Total Skor
|
|
b. Penilaian Kinerja
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian
penguasaan kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu,
seperti: praktik di bengkel/laboratorium, presentasi, diskusi, bernyanyi, dan
membaca puisi/deklamasi. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a. langkah-langkah kerja yang diharapkan
untuk dilakukan peserta didik dalam menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b. kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan
dinilai dalam kinerja tersebut.
c. kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu
banyak (hanya yang esensial), sehingga semua dapat diamati.
e. kemampuan yang akan dinilai diurutkan
berdasarkan urutan yang akan diamati
Untuk mengamati unjuk
kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar
Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja
dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian
unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila
kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
b. Skala
Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja
yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah
terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum
di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
·
Contoh :
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar
cek (”ya”/”tidak”), terhadap indikator-indikator pada setiap KD. Peserta didik
dinyatakan ”kompeten” apabila seluruh indikator terpenuhi (ya) dan ”tidak
kompeten” apabila ada indikator yang tidak terpenuhi.
Format Penilaian Praktikum
Larutan Elektrolit
Nama Siswa :
Kelas:
No
|
Indikator
|
Ya
|
Tidak
|
Skor
|
1
|
Pemilihan bahan (larutan) yang sesuai
|
V
|
|
3
|
2
|
pemilihan alat yang dibutuhkan
|
V
|
|
4
|
3
|
Membersihkan alat
|
|
V
|
1
|
4
|
Merangkai alat sesuai dengan prosedur
|
|
V
|
1
|
5
|
Melakukan pengamatan
|
V
|
|
5
|
Total Skor
|
|
Nilai yang dicapai oleh peserta didik dalam suatu unjuk kerja
adalah tingkat ketercapaian indikator pada setiap KD. Nilai unjuk kerja suatu
kompetensi ditetapkan berdasarkan skor KD terendah.
c. Penilaian Autentik
Ciri-ciri penilaian
autentik:
ü Belajar Tuntas (mastery
learning)
Peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. (John B. Carrol, A Model of School Learning)
Peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. (John B. Carrol, A Model of School Learning)
ü Otentik
ü Berkesinambungan
terus menerus dalam periode tertentu.
terus menerus dalam periode tertentu.
ü Berdasar Acuan
Kriteria/Patokan.
Prestasi kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan.
Prestasi kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan.
ü Menggunakan Berbagai
Cara & Alat Penilaian
Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi.
Menggunakan penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian Diri.
Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi.
Menggunakan penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian Diri.
Pada asesmen
autentik lebih
difokuskan pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual. Hal ini memungkinkan
peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih
autentik. Asesmen
autentik terdiri
dari penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian
proyek. Dalam
asesmen autentik digunakan metode
yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang
miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu,
memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Peserta didik diharapkan dapat merefleksikan
dan mengevaluasi kinerja mereka sendiri untuk meningkatkan pemahaman
yang lebih tentang
tujuan pembelajaran tertentu dan mendorong kemampuan
belajar yang lebih tinggi. Pada asesmen autentik guru menerapkan kriteria yang
berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian keilmuan, dan pengalaman yang
diperoleh dari luar sekolah.
Asesmen autentik mencoba menggabungkan
kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan keterlibatan
peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu merupakan
bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan
berkontribusi untuk mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka
lakukan.
Asesmen autentik harus mampu menggambarkan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang sudah atau belum dimiliki oleh
peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka
sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar
itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan
untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.
Menurut Ormiston belajar
autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan dalam
kenyataannya di luar sekolah. Asesmen Autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian, yakni sebagai berikut:
Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang
berhubungan dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat
kerja.
Kedua, penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan
yang luas dan kinerja yang kompleks.
Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan
respon peserta didik atas perolehan sikap, keteampilan, dan pengetahuan yang
ada.
·
Macam-macam
penilaian autentik adalah:
1.
Penilaian Kinerja
Ada
beberapa cara untuk memetakan hasil penilaian berbasis kinerja, yakni Daftar
cek (checklist), Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative
records), Skala
penilaian (rating scale), Memori atau ingatan (memory approach
Penilaian kinerja memerlukan
pertimbangan-pertimbangan khusus, yakni:
Pertama,
langkah-langkah kinerja harus dilakukan
peserta didik untuk menunjukkan kinerja yang
nyata untuksuatu atau
beberapa jenis kompetensi tertentu.
Kedua,
ketepatan dan kelengkapan aspekkinerja
yang dinilai.
Ketiga,
kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh
peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas
pembelajaran.
Keempat,
fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang
akan diamati.
Kelima,
urutan dari kemampuan atau keerampilan peserta didik yang akan diamati.
Pengamatan atas kinerja peserta
didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks
untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Dari
sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan berbicara dimaksud.
Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen,
seperti penilaian sikap, observasi perilaku,
pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi. Penilaian diri dapat meliputi tiga aspek
kecerdasan, yakni kognitif, psikomotorik dan afektif.
2.
Penilaian Proyek
Penilaian
proyek (project assessment) merupakan
kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh
peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian
tugas berupa perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan,
analisis, dan penyajian data. Dengan
demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,
mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.
Selama
mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan
untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Penilaian
proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala
penilaian, atau narasi.
Laporan
penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk
akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus yakni
menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian
produk dimaksud meliputi penilaian ataskemampuan
peserta didik menghasilkan produk,
seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar,
lukisan, patung, dan
lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas,
kulit, keramik, karet, plastik,
dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk
pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk
tertentu. Penilaian secara
holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang
dihasilkan.
3.
Penilaian Portofolio
Penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau
informasi lain yang releban dengansikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran
tertentu.Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya
peserta didik secara individuatau kelompok pada
satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian
terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta
didik sendiri.
Melalui
penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan
belajar peserta didik. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau
peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan
dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini.
a. Guru
menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
b. Guru
atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio
yang akan dibuat.
c. Peserta
didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru
menyusun portofolio pembelajaran.
d. Guru
menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,
disertai catatan tanggal pengumpulannya.
e. Guru
menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
f. Jika
memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio
yang dihasilkan.
g. Guru
memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
4.
Penilaian Tertulis
Meski konsepsi asesmen
autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis yang lazim
dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran
tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban
dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda,pilihan
benar-salah, ya-tidak, menjodohkan,
dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri
dari isian atau melengkapi, jawaban
singkat atau pendek, dan uraian.
Tes
tertulis berbentuk uraian atau
esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang
sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa
mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Pada
tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya
sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh
nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena kemiskinan
dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, atau
kelangkaan sumberdaya alam. Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan
jawaban berbeda, namun tetap terbuka memiliki kebenarann yang sama, asalkan
analisisnya benar. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola
jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas
(restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang
diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat
mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau
kompleks.
·
Contoh penilaian Autentik
Penilaian
Proyek
Mata
Pelajaran : Kimia
Nama
Proyek : Pembuatan Sabun Dengan
Tehnik Sederhana
Alokasi
Waktu : 2 minggu
Guru
Pembimbing :
Nama
:
NIS :
Kelas :
|
6.
Contoh
soal pilihan berganda:
No
|
Butir Soal
|
Kunci Jawaban
|
Jenjang Kognitif
|
1
|
Dalam reaksi nitrasi benzene dengan
banyak reaktan satu mol akan dihasilkan senyawa…
a.
Nitro benzene
b.
Orto dinitro benzene
c.
1,2-dinitro benzene
d.
1,3-dinitro benzene
e.
Nitri benzene
|
A
|
C2
|
2
|
Kemampuan atom Magnesium dalam menarik
electron saat membentuk ikatan adalah sebesar 1,2 sedangkan untuk atom
oksigen dan belerang adalah sebesar 3,5 dan 2,5. Adapun atom hydrogen dan
atom flor adalah sebesar 2,1 dan 4,0. Berapakah
harga besaran ini untuk atom Be dan Cl?
a.
Kurang dari 2,1 dan lebih dari
3,5
b.
Lebih dari 2,1 dan kurang dari
3,5
c.
Sama dengan 1,6 dan sama dengan
3,0
d.
Sama dengan 1,5 dan lebih dari
2,1
e.
Sama dengan 1,6 dan lebih 2,5
|
D
|
C5
|
3
|
Dalam suatu sel elektrolisis, arus
listrik dialirkan dari suatu sumber listrik. Setelah proses elektrolisis
didapatkan endapan pada salah satu katodanya yang sebanding dengan banyak
electron yang mengalir. Hukum apakah yang dapat menjelaskan fenomena ini?
a.
Hukum Lenz
b.
Hukum Ohm
c.
Hukum Coulomb
d.
Hukum Lavoisier
e.
Hukum faraday
|
E
|
C2
|
4
|
Reaksi oksidasi dalam uji gugus
aldehid dengan pereaksi Tollens akan menghasilkan…
a.
Cermin perak
b.
Endapan merah
c.
Cermin emas
d.
Tidak memberikan perubahan
e.
Endapan merah bata
|
A
|
C1
|
5
|
Diberikan reaksi sebagai berikut.
Zn2+(aq) + 2 e¯ → Zn(s)
Jika arus sebesar 10 ampere mengalir ke katode selama 10 menit,
berapa banyak Zn yang terbentuk? (Ar Zn = 65)
a. 32,5 gram
b. 2,02 gram
c. 1,01 gram
d. 1,00 gram
e. 4,02 gram
|
B
|
C3
|
7.
Penilaian Kinerja
NO
|
Aspek
yang diamati
|
Kriteria
|
Keterlaksanaan
|
Skor
|
|
Ya
|
Tidak
|
||||
1
|
Set alat destilasi
|
Menggunakan alat
dengan tepat sesuai dengan prosedur dan kebutuhan
|
|
V
|
3
|
Mencuci alat-alat
destilasi
|
|
V
|
|||
Merangkai alat sesuai
dengan prosedur
|
V
|
|
|||
Penggunaan vaselin
|
|
V
|
|||
Penggunaan selang air
dengan benar
|
V
|
|
|||
2
|
Penampungan destilat
|
Pembacaan skala
thermometer
|
V
|
|
2
|
Penentuan rentang
suhu destilat sesuai campuran yang mungkin
|
|
V
|
|||
Penampungan destilat
sesuai karakteristik destilat
|
V
|
|
|||
3
|
Pengambilan Cairan
dengan pipet seukuran
|
Menghandle pipet
seukuran dengan baik (cara memegang pipet seukuran)
|
V
|
|
3
|
penggunaan ball pipet
|
V
|
|
|||
Mengusap ujung pipet
dengan kertas hisap
|
|
V
|
|||
Menanda bataskan
|
V
|
|
|||
Membaca skala pada
pipet
|
|
V
|
|||
3
|
Memindahkan cairan
dari pipet seukuran ke labu erlenmeyer
|
Memposisikan pipet
seukuran dan labu erlenmeyer
|
V
|
|
1
|
4
|
Pengisian cairan
dalam buret
|
Pencucian buret
sesuai dengan karakteristik larutan baku yang digunakan
|
V
|
|
2
|
Pemindah tuangkan
larutan pada buret sesuai prosedur
|
|
V
|
|||
Pembacaan skala
larutan dalam buret sesuai dengan karakteristik larutan
|
|
V
|
|||
Menanda bataskan
buret sesuai prosedur
|
V
|
|
|||
5
|
Teknik titrasi
|
menggoyangkan labu
erlenmeyer
|
V
|
|
4
|
menghandle buret saat
mengeluarkan larutan
|
V
|
|
|||
Mengetahui indikasi
titik akhir titrasi
|
V
|
|
|||
Membilas buret dan
ujung labu Erlenmeyer setelah titik akhir tercapai
|
|
V
|
|||
Pembacaan volume
akhir titrasi
|
V
|
|
8. Tingkat kesukaran:
Butir
soal 1:
F
=
Butir
soal 2 :
F
=
Butir
soal 3 :
F
=
Butir
soal 4 :
F
=
Butir
soal 5 :
F
=
Butir
soal 6 :
F
=
Butir
soal 7 :
F
=
Butir
soal 8 :
F
=
Butir
soal 9 :
F
=
Butir
soal 10 :
F
=
Butir
soal 11 :
F
=
Butir
soal 12 :
F
=
Seluruh
butir soal yang ada memiliki tingkat kesulitan yang relative sama, yakni pada
rentang 0,30-0,69. Dan tergolong soal-soal dengan tingkat kesulitan yang
sedang.
Daya Beda :
Butir
soal 1:
D
=
Butir
soal 2:
D
=
Butir
soal 3:
D
=
Butir
soal 4:
D
=
Butir
soal 5 :
D
=
Butir
soal 6:
D
=
Butir
soal 7:
D
=
Butir
soal 8:
D
=
Butir
soal 9:
D
=
Butir
soal 10:
D
=
Butir
soal 11:
D
=
Butir
soal 12:
D
=
Soal-soal
dengan daya beda <0.25 tergolong soal yang memiliki daya beda yang buruk,
yakni tidak mampu merepresentasikan perbedaan kemampuan siswa. Terlihat pada
butir soal 11, soal ini tidak mampu terjawab oleh anak-anak pada golongan atas
dan justru banyak siswa pada golongan bawah yang mampu menjawab soal tersebut
dengan benar.
Secara
keseluruhan, soal-soal diatas cukup memiliki daya beda.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(2011).Konsep Penilaian Autentik.(online).
Tersedia:
https://docs.google.com/presentation/d/1Z2KmwgPpH4xZ_BTYjndfveOTRPDii8SUmXt3NFRsvu0/mobilepresent?pli=1#slide=id.p19
(3 April 2014)
Anonim.(2011).Macam-macam
Penilaian.(online). Tersedia: http://mbak-guru.blogspot.com/2011/12/macam-macam-penilaian.html
(3 April 2014)
Anonim.(2011).Macam-macam Penilaian.(online).
Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/195911301987031-YAYA_SUNARYA/PORTO_FOLIO/trans-port.pdf
(3 April 2014)
Anonim.(2011).Penilaian Unjuk Kerja.(online).
(3
April 2014)
Anonim.(2012).Ranah Penilaian Kognitif, Afektif dan
Psikomotorik.(online). Tersedia:
http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/
(3 April 2014)
Anonim.(2012).Ranah Kognitif.(online). Tersedia: http://di2nsy.blogspot.com/2012/09/ranah-kognitif.html
(3 April 2014)
Anonim.(2013).Analisis Butir Soal.(online). Tersedia: http://iwanmnz.blogspot.com/2013/01/analisis-butir-soal.html
(3April 2014)
Anonim.(2013).Konsep Penilaian Autentik.(online). Tersedia:http://saepulohnawawi.blogspot.com/2013/09/konsep-penilaian-autentik-pada-proses.html
(3 April 2014)
Anonim.(2013).Makalah Penilaian Kinerja dan Penilaian Protofolio.(online).
Tersedia:
http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Assesment%20Pembelajaran/Pengukuran%20dan%20Penilaian.doc (3 April 2014)
Anonim.(2013).Penilaian Unjuk Kerja Siswa.(online). Tersedia:
Anonim.(tanpa
tahun).Dasar-dasar Penilaian Portofolio.(online).
Tersedia: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/paud4203/f2C.htm
(3 April 2014)
Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran Prinsip-Teknik-Prosedur.Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Arifin,
zainal.(2012).Makalah Penilaian
Portofolio.(online). Tersedia:
Darwyan,
Syah, dkk.(2009).Pengembangan Evaluasi Sistem
Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Diadit Media.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.(2013).Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.Jakarta:Depdikbud.
Sudjana,
Nana.(2008).Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wulan,
Ana Ratna.(2012).Hand-out Penilaian
Kinerja dan Portofolio.(online). Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/handout_-penilaian_kinerja_dan_portofolio.pdf
(3April2014)
0 komentar:
Posting Komentar